Kondom Fiesta Flavor
Produk Fiesta juga menyediakan kondom dengan varian 'aroma' atau flavor, Bunda. Setidaknya ada lima varian kondom, yakni Bubble Gum, Banana, Durian, Grape, Strawberry, Black Coffee, dan Watermelon.
Kondom beraroma ini terbuat dari bahan lateks alami dengan pelumas berbahan dasar air. Kondom ini juga disebut aman karena sudah memenuhi standar internasional dan melewati berbagai tahapa uji tes dan sertifikasi Kementerian Kesehatan.
Produk kondom ini hanya tersedia untuk isi 3 dalam satu kemasan. Harganya dijual sekitar Rp13.000.
REKOMENDASI KONDOM DAN HARGANYA
7 Rekomendasi Kondom yang Bagus, Merek Apa?/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Kondom Sutra OK merupakan kondom impor dengan pelumas khusus. Alat kontrasepsi ini diklaim bisa menunda klimaks saat berhubungan seksual.
Produk kondom Sutra Ok dilengkapi dengan fitur ekstra halus, tipis, serta pelumas penunda klimaks. Kondom ini juga sudah lulus uji elektronis dan diklaim 99 persen dapat mencegah kehamilan bila digunakan dengan benar.
Alat kontrasepsi ini dijual dalam kemasan isi 3, 12, dan 24. Harganya berkisar antara Rp5.000 sampai Rp55.000.
Mengutip laman resmi Durex, alat kontrasepsi non-hormonal ini mengandung Benzocaine 5 persen, yakni pelumas khusus yang dapat membuat performa suami tahan lama saat berhubungan seksual. Kondom ini juga bisa memberikan kenyamanan karena tidak berbau lateks.
Kondom Durex Performa telah melalui serangkaian uji elektronis dan lebih dari lima pengujian kualitas yang dilakukan pada setiap batch. Selain itu, produk ini juga sudah diuji secara dermatologis.
Kondom ini dijual dalam dua kemasan, yakni isi 3 dan 12. Harga produk isi 3 kondom sekitar Rp17.500. Sementara harga produk isi 12 kondom adalah sekitar Rp90.000.
Durex Extra Safe ini dirancang untuk memberikan proteksi saat berhubungan seksual. Bahannya sedikit lebih tebal dan terbuat dari lateks alami, Bunda.
Kondom ini dibuat sedikit lebih tebal degan pelumas ekstra. Selain itu, bahannya lembut serta mudah mengikuti bentuk, dan berbentuk dot pada ujung. Kondom ini juga sudah melalui serangkaian uji elektronis dan diuji secara dermatologis.
Alat kontrasepsi ini tersedia dalam dua kemasan. Harga produk isi 3 pack (kondom) sekitar Rp27.000. Sementara harga produk isi 12 kondom adalah sekitar Rp85.000.
Gangguan fungsi jantung
Jantung juga akan ikut bermasalah ketika tipes tidak kunjung ditangani dengan baik.
Sakit tipes yang tak segera ditangani dapat juga menyebabkan miokarditis (peradangan otot jantung), endokarditis (peradangan dinding jantung), hingga gagal jantung akut.
Ciri tipes yang sudah parah ini biasanya akan membuat penderitanya mengalami kondisi seperti:
Jika Anda mengalami berbagai gejala tersebut, sebaiknya jangan menunda untuk ke dokter. Pengobatan tipes memang cenderung mudah dan tak rumit, namun hal ini terjadi jika tipes ditemukan di awal.
Maka itu, bila Anda mengalami gejala apapun, sebaiknya jangan acuhkan gejala tersebut, meski gejala ringan sekalipun.
Segera periksakan diri ke dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda lebih lanjut.
Roger Langridge / , Katie Cook, Colleen Coover / , Nate Cosby, Chris Eliopoulos, Francesco Francavilla, Justin Gray / , Marjorie M. Liu / , Ron Marz, Jim McCann, Jimmy Palmiotti, Jeff Parker, Paul Tobin / , Tom Fowler, Janet Lee, Mike Maihack / , Stanley "Artgerm" Lau, Janet K. Lee (Illustrations), Jennifer L. Meyer
Comic , Shounen(B) , Anthology , Fantasy , Historical , Magic
John Rawls lahir pada 21 Februari 1921 di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat. Rawls adalah filsuf dari Amerika Serikat yang terkenal pada abad ke-20 di dalam bidang filsafat politik. Bukunya yang berjudul “A Theory of Justice” merupakan salah satu teks primer di dalam filsafat politik. Rawls belajar di Universitas Princeton serta mengajar di Universitas Cornell dan Universitas Harvard.
Keadilan umumnya dipahami dalam dua kategori, yakni: ganjaran dan sebaran. Pertama, keadilan dalam kategori ganjaran dalam Bahasa hokum formal dikenal sebagai keadilan retributif, yang memiliki kaitan dengan hukuman yang ditimpakan kepada seseeorang atas pelanggaran hukum yang dilakukannya. Hal ini adalah ranah kajian para sarjana hukum; Kedua, keadilan yang sifatnya sebaran atau umum dikenal sebagai keadilan distributive, yang membicarakan mekanisme atau prosedur pembagian atau sebaran sesuatu, baik yang sifatnya tangible (seperti makanan), maupun yang intangible (seperti otoritas) (Tarigan, 2018, p. XVII).
Kemudian, penulis meneliti lebih dalam bahwa Rawls mengkaji konsep keadilan jauh ke belakang sampai dengan gagasan Aristoteles dalam ‘Nicomachean Ethics.’ Dengan merujuk kepada gagasan Aristoteles, Rawls memformulasikan kalimat yang lebih gambling bahwa keadilan dalam pengertian Aristoteles adalah keutamaan di dalam diri seseorang untuk memberikan kepada dirinya dan kepada orang lain sesuai dengan apa yang seharusnya, tidak berlebihan dan tidak berkekurangan: pas.
Di dalam buku “Tumpuan Keadilan Rawls” fokus tulisannya adalah mengenai keadilan sebaran, bukan mengkaji persoalan keadilan ganjaran. Dengan mengadopsi pemikiran Rawls dalam “Theory of Justice” buku ini membicarakan tentang keadilan social yang disebut sebagai ‘struktur dasar masyarakat.’
Pada bab 2 “Mengurai Kontrak Sosial,” penulis memahami bahwa Rawls mendasarkan pemikirannya dengan menganalisa permasalahan mendasar dan merekonsiliasikan antara prinsip kebebasan dan prinsip persamaan (Tarigan, 2018, p. 60). Rawls menyadari bahwa karyanya tersebut memiliki kesamaan pemikiran dengan tradisi kontrak sosial (social contract) yang pada awalnya diusung oleh pemikir kenamaan, seperti John Locke, Jean Jacques Rousseau, dan Immanuel Kant. Namun demikian, gagasan kontrak sosial yang diusung oleh Rawls sedikit berbeda dengan para pendahulunya, bahkan merevitalisasi kembali teori-teori kontrak klasik yang bersifat utilitarianistik dan intuisionistik (Faiz, 2009).
Dalam hal ini, kaum utilitarian mengusung konsep keadilan sebagai keadaan di mana masyarakat dapat memperoleh kebaikan dan kebahagiaan secara sama rata. Rawls berpendapat bahwa keadilan adalah kebajikan utama dari hadirnya institusi-institusi sosial (social institutions). Akan tetapi, menurutnya, kebaikan bagi seluruh masyarakat tidak dapat mengesampingkan atau mengganggu rasa keadilan dari setiap orang yang telah memperoleh rasa keadilan, khususnya masyarakat lemah. Oleh karena itu, sebagian kalangan menilai cara pandang Rawls sebagai perspektif “liberal-egalitarian of social justice” (Faiz, 2009).
Secara spesifik, Rawls mengembangkan gagasan mengenai prinsip-prinsip keadilan dengan menggunakan sepenuhnya konsep ciptaannya yang dikenal dengan “posisi asali” (original position) dan “selubung ketidaktahuan” (veil of ignorance). Rawls berusaha untuk memosisikan adanya situasi yang sama dan setara antara tiap-tiap orang di dalam masyarakat serta tidak ada pihak yang memiliki posisi lebih tinggi antara satu dengan yang lainnya, seperti misalnya kedudukan, status sosial, tingkat kecerdasan, kemampuan, kekuatan, dan lain sebagainya. Sehingga, orang-orang tersebut dapat melakukan kesepakatan dengan pihak lainnya secara seimbang (Faiz, 2009).
Kondisi demikianlah yang dimaksud oleh Rawls sebagai “posisi asali” yang bertumpu pada pengertian ekulibrium reflektif dengan didasari oleh ciri rasionalitas (rationality), kebebasan (freedom), dan persamaan (equality) guna mengatur struktur dasar masyarakat (basic structure of society). Hipotesa Rawls yang tanpa rekam historis tersebut sebenarnya hampir serupa dengan apa yang dikemukakan oleh Thomas Nagel sebagai “pandangan tidak dari manapun (the view from nowhere), hanya saja dirinya lebih menekankan pada versi yang sangat abstrak dari “the State of Nature” (Faiz, 2009).
Sementara itu, konsep “selubung ketidaktahuan” diterjemahkan oleh Rawls bahwa setiap orang dihadapkan pada tertutupnya seluruh fakta dan keadaan tentang dirinya sendiri, termasuk terhadap posisi sosial dan doktrin tertentu, sehingga membutakan adanya konsep atau pengetahuan tentang keadilan yang tengah berkembang (Faiz, 2009).
Melalui dua teori tersebut, Rawls mencoba menggiring masyarakat untuk memperoleh prinsip kesamaan yang adil. Itulah sebabnya Rawls menyebut teorinya tersebut sebagai “justice as fairness” (Faiz, 2009).
Rawls menjelaskan bahwa para pihak di dalam posisi asali masing-masing akan mengadopsi dua prinsip keadilan utama. Pertama, setiap orang memiliki hak yang sama atas kebebasan-kebebasan dasar yang paling luas dan kompatibel dengan kebebasan-kebebasan sejenis bagi orang lain. Kedua, ketidaksamaan sosial dan ekonomi diatur sedemikian rupa, sehingga: (a) diperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi anggota masyarakat yang paling tidak diuntungkan, dan (b) jabatan-jabatan dan posisi-posisi harus dibuka bagi semua orang dalam keadaan dimana adanya persamaan kesempatan yang adil (Faiz, 2009).
Prinsip pertama tersebut dikenal dengan “prinsip kebebasan yang sama” (equal liberty principle), seperti misalnya kemerdekaan berpolitik (political of liberty), kebebasan berpendapat dan mengemukakan ekspresi (freedom of speech and expression), serta kebebasan beragama (freedom of religion). Sedangkan prinsip kedua bagian (a) disebut dengan “prinsip perbedaan” (difference principle) dan pada bagian (b) dinamakan dengan “prinsip persamaan kesempatan” (equal opportunity principle) (Faiz, 2009).
“Prinsip perbedaan” pada bagian (a) berangkat dari prinsip ketidaksamaan yang dapat dibenarkan melalui kebijaksanaan terkontrol sepanjang menguntungkan kelompok masyarakat yang lemah. Sementara itu prinsip persamaan kesempatan yang terkandung pada bagian (b) tidak hanya memerlukan adanya prinsip kualitas kemampuan semata, namun juga adanya dasar kemauan dan kebutuhan dari kualitas tersebut. Sehingga dengan kata lain, ketidaksamaan kesempatan akibat adanya perbedaan kualitas kemampuan, kemauan, dan kebutuhan dapat dipandang sebagai suatu nilai yang adil berdasarkan persepktif Rawls. Selain itu, prinsip pertama memerlukan persamaan atas hak dan kewajiban dasar, sementara pada prinsip kedua berpijak dari hadirnya kondisi ketimpangan sosial dan ekonomi yang kemudian dalam mencapai nilai-nilai keadilan dapat diperkenankan jika memberikan manfaat bagi setiap orang, khususnya terhadap kelompok masyarakat yang kurang beruntung (the least advantage) (Faiz, 2009).
Dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip tersebut, Rawls meneguhkan adanya aturan prioritas ketika antara prinsip satu dengan lainnya saling berhadapan. Jika terdapat konflik di antara prinsip-prinsip tersebut, prinsip pertama haruslah ditempatkan di atas prinsip kedua, sedangkan prinsip kedua (b) harus diutamakan dari prinsip kedua (a). Dengan demikian, untuk mewujudkan masyarakat yang adil Rawls berusaha untuk memosisikan kebebasan akan hak-hak dasar sebagai nilai yang tertinggi dan kemudian harus diikuti dengan adanya jaminan kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk menduduki jabatan atau posisi tertentu. Pada akhirnya, Rawls juga menisbatkan bahwa adanya pembedaan tertentu juga dapat diterima sepanjang meningkatkan atau membawa manfaat terbesar bagi orang-orang yang paling tidak beruntung (Faiz, 2009).
Selain menerima pujian atas mahakaryanya “Theory of Justice,” Rawls pun menerima banyak kritikan, yakni dari Robert Nozick dan Michael Sandel. Nozick menyampaikan kritik bahwa keadilan adalah soal penghargaan yang tinggi terhadap hak-hak alami yang dimiliki masing-masing orang yang menjadi bagian dari masyarakat. Setiap orang karenanya memiliki kebebasan dan otonomi untuk memutuskan soal kepemilikannya. Akan tetapi, Nozick juga mengajukan suatu nilai yang dianggap lebih tinggi dan harus diusahakan dalam suatu masyarakat. Hal ini yang oleh Sandel juga menjadi pertanyaan terhadap Rawls, “Jika moralitas tidak dapat dilepaskan dari tindakan manusia dan prinsip-prinsip keadilan adalah pertimbangan moral untuk mengatur bagaimana satu sama lain data membentuk suatu kesepakatan yang adil, bukankah prinsip-prinsip keadilan dengan itu tidak dapat dilepaskan dari tindakan manusia dengan segala nilai yang mengikutinya? Mungkinkah persoalan moralitas terlepas dari akar realitas kehidupan manusia sehari-hari?” (Tarigan, 2018, p. 178)
Dari perdebatan Sandel dan Rawls dapat dilihat bahwa pokok utama yang menjadi garis pemisah antara keduanya adalah dalam menggagas perihal keadilan. Rawls mengajukan posisi asali sebagai syarat transedental pada tingkat esensi. Menurut Sandel, jika subjek yang dibicarakan Rawls adalah soal manusia yang ingin membangun kesepakatan yang adil maka titik berangkatnya adalah eksistensi manusia berakar dalam masyarakat.
Sesuai dengan pertanyaan pada judul buku ini “Hidup Bersama Seperti Apa yang Kita Inginkan?,” maka buku ini menjawab bahwa utilitarianisme adalah jawaban atas hidup bersama ini. Utilitarianisme sudah merasuki sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Akan tetapi, Rawls belum mampu menjawab secara memuaskan tentang hak-hak dasar dan kebebasan warga negara sebagai manusia yang bebas dan setara. Untuk kemudian Rawls menolak utilitarianisme, karena tidak dapat dijadikan gagasan penerang untuk menjelaskan persoalan keadilan sosial.
Rawls kemudian mengajukan dua pertanyaan mendasar: (1) Prinsip-prinsip apa yang akan kita sepakati dalam suatu situasi awal kesetaraan, guna membangun kesepakatan awal tentang kesetaraan; (2) Untuk menjawabnya Rawls menggagas kontrak hipotesis (hypothetical contract) di mana pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut dipastikan menyepakati dua prinsip keadilan. Kedua prinsip keadilan tersebut adalah prinsip kebebasan yang sama dan prinsip persamaan sosial dan ekonomi. Kepastian itu diyakini oleh Rawls karena pihak-pihak yang terkait di dalam kontrak tersebut telah sedemikain rupa dikondisikan dalam selubung ketidaktahuan.
Kemudian, bagaimana konsep “Theory of Justice” Rawls dapat diimplementasikan di era digital? Dalam dunia yang semakin terotomatisasi dan terkomersialisasi, persoalan keadilan menuntut kajian lebih mendalam. Bahwa orang yang tidak memiliki akses terhadap teknologi dan modal akan tersingkir, dan hal inilah persoalan ketidaksetaraan semakin tajam. Cara berpikir tansedental yang diajukan Rawls dalam gagasan posisi asali kiranya dapat digunakan untuk menjawab permasalahan manusia kekinian mengenai keadilan (Tarigan, 2018, p. 191).
Kondom menjadi salah satu alat KB pilihan suami istri yang ingin menunda kehamilan. Kondom dirancang untuk menghentikan sperma bertemu sel telur saat berhubungan seksual, Bunda.
Dalam pilihan alat KB, kondom termasuk jenis kontrasepsi non-hormonal. Saat ini, produk kondom yang paling banyak dijual dan digunakan adalah untuk pria.
Kondom terbuat dari bahan lateks yang sangat tipis dan elastis. Beberapa produk kondom memiliki fitur tambahan, seperti pelumas yang diklaim bisa meningkatkan performa saat berhubungan seksual, Bunda.
Gangguan pernapasan
Komplikasi lainnya yang bisa muncul dari tipes yang parah adalah masalah paru-paru.
Infeksi bakteri penyebab tipes dapat menyebabkan luka dan infeksi pada saluran pernapasan hingga menimbulkan pneumonia.
Biasanya, kondisi ini ditandai dengan gejala batuk-batuk yang parah.
Beberapa gejala pneumonia lainnya yaitu:
Kondom Sensitif Vivo Ultra Thin
Alat kontrasepsi ini dapat digunakan untuk pasangan suami istri yang sedang menunda punya momongan nih. Bahan kondom terbuat dari lateks tipis dan memiliki tingkat sensitivitas tinggi.
Kondom Sensitif Vivo Ultra Thin juga sudah berstandar internasional, sehingga aman digunakan saat berhubungan seksual.
Kondom ini dijual dengan kisaran Rp10.000 hingga Rp25.000 untuk isi 3 dalam satu pack.
Bunda, join program Pilihan Bunda yuk, dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
● Kunjungi laman survei Pilihan Bunda di SINI● Login atau buat akun MPC terlebih dahulu● Isi survei Pilihan Bunda sampai selesai● Klik tombol 'Kirim'
Dengan mengisi survei sampai selesai, 3 Bunda terpilih akan mendapat hadiah masing-masing Rp500 ribu. Bagi 100 Bunda yang beruntung akan mendapat hadiah juga berupa saldo Allo Bank masing-masing senilai Rp50 ribu.
Tunggu apa lagi, Bunda? Buruan isi survei Pilihan Bunda di SINI.
Honey, Let's Make a Baby, Istri Desa Hamil(Bahasa Indonesia) Nương Tử Nhà Nông Có Tin Vui(Tiếng việt) 农家娘子有喜了
FanCiYuan,Fanciyuan Cultural,Nuò dòngmàn gōngzuò shì
Chinese , Manhua , Josei(W) , Shoujo(G) , Adventure , Comedy , Drama , Fantasy , Historical , Romance , Slice of Life , Transmigration
Kondom Sutra Merah
Dikutip dari laman resmi DKT Indonesia, Sutra Merah diklaim 99 persen dapat mencegah kehamilan. Tapi, bila digunakan dengan benar ya, Bunda.
Produk ini juga sudah 100 persen lulus uji elektronis. Selain itu, kondom ini juga memiliki fitur ekstra halus dan ekstra pelumas.
Harga jual kondom ini berkisar antara Rp17.990 sampai Rp39.600. Bunda bisa membelinya di situs resminya di e-commerce atau swalayan.
Baca halaman berikutnya untuk tahu rekomendasi kondom lainnya ya, Bunda.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
[Gambas:Video Haibunda]
Seperti apa sosok Yesus yang sebenarnya?
Sumber gambar, Thinkstock
Setiap orang mengetahui seperti apa sosok Yesus. Dia merupakan figur yang paling banyak dilukis dalam semua bidang seni di negara-negara Barat, dikenal dengan rambut, janggut, dan jubah berlengan panjang, yang sering kali berwarna putih dan mantel berwarna biru.
Tetapi apakah sosok dia memang seperti itu? Bisa jadi tidak.
Faktanya dengan gambar Yesus yang sangat terkenal ini sebenarnya berasal dari era Bizantium, dari abad ke-4 Masehi, dan gambaran Yesus dari masa ini bersifat simbolik, semuanya mengenai makna, tidak akurat secara historis.
Mereka berpegang pada gambar dari tahta kekaisaran, seperti yang kita lihat di mosaik altar di Gereja Santa Pudenziana di Roma.
Yesus menggunakan pakaian toga berwarna emas.
Dia merupakan penguasa surgawi yang menguasai seluruh dunia, sosoknya sangat akrab mulai dari patung terkenal dengan rambut panjang dan berjanggut seperti Dewa Zeus dari Olympia yang berada di tahta, sebuah patung yang juga terkenal yaitu Kaisar Roma Augustus telah meniru dirinya dengan gaya yang sama (tanpa rambut panjang berwarna keemasan dan janggut).
Seniman Bizantiun berupaya untuk menunjukkan Kristus penguasa surgawi sebagai raja kosmik, menjadikan dia sebagai Zeus versi muda. Apa yang terjadi pada saat visualisasi Kristus surgawi -saat ini seringkali dibuat ulang seperti keturunan hippie- telah menjadi model standar kita tentang penggambaran awal Yesus.
Jadi seperti apa sebenarnya sosok Yesus?
Mari kita lihat dari kepala sampai ujung kaki.
Korean , Cartoon , Comic , Manhwa , Webtoon , Josei(W) , Shoujo(G) , Adult , Mature , Cheating/Infidelity , Crime , Drama , Fantasy , Full Color , Historical , Psychological , Romance , Tragedy
REKOMENDASI KONDOM: ADA AROMA DUTIAN HINGGA KOPI
7 Rekomendasi Kondom yang Bagus, Merek Apa?/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Rambut dan janggut
Ketika umat Kristen pada awalnya tidak menunjukkan Kristus sebagai penguasa surgawi, mereka menggambarkan Yesus sebagai seorang laki-laki pada umumnya: tanpa janggut dan berambut pendek.
Tetapi mungkin, sebagai seorang bijaksana yang mengembara, Yesus mungkin akan memiliki janggut, untuk alasan sederhana bahwa dia tidak pergi ke tukang potong rambut.
Secara umum janggut dianggap sebagai hal yang membedakan seorang filsuf (yang berpikir tentang hal-hal yang tinggi) dari orang kebanyakan. Gambaran filsuf ini dianggap "sesuai dengan alam".
Sumber gambar, Alamy I Getty Images
Namun, pada abad ke-1 Graeco-Romawi, berpenampilan bersih dengan janggut dicukur dan rambut pendek dianggap sangat penting. Rambut yang gondrong dan janggut merupakan gambaran orang yang saleh, tidak ditiru dalam dunia fashion pria. Bahkan seorang filsuf membuat rambutnya tetap pendek.
Janggut bukan merupakan penampilan khas orang Yahudi di zaman dulu.
Bahkan salah satu masalah bagi para penindas kaum Yahudi di masa yang berbeda untuk mengidentifikasikan mereka ketika mereka tampak serupa satu sama lain (satu poin yang dibuat dalam buku Maccabees).
Bagaimanapun, gambaran pria Yahudi dalam koin Judaea Capta, yang diterbitkan oleh Roma setelah menguasai Jerusalem pada 70 Sebelum Masehi, mengidikasikan menangkap pria yang berjanggut.
Jadi Yesus, sebagai seorang filsuf dengan penampilan yang "alami" mungkin memiliki janggut yang pendek, seperti pria yang digambarkan dalam uang logam Judaea Capta, tetapi rambutnya mungkin tidak begitu panjang.
Jika dia memiliki rambut yang sedikit panjang, kita mungkin berharap sejumlah reaksi. Pria Yahudi yang memiliki janggut tak beratur dan rambut yang sedikit panjang diidentifikasi sebagai orang yang bersumpah Nazir. Ini artinya mereka akan mendedikasikan diri mereka kepada Tuhan untuk jangka waktu tertentu, tidak minum anggur atau memotong rambut mereka dan pada akhir periode ini mereka akan mencukur kepala mereka dalam sebuah upacara khusus di Jerusalem (seperti digambarkan dalam Kisah Para Rasul surat 21, ayat 24).
Tetapi Yesus tidak melakukan sumpah Nazir, karena dia sering kali dijumpai minum anggur, kritik terhadapnya menuduh dia terlalu banyak minum, terlau banyak (Matthew surat 11, ayat 19).
Jika dia memiliki rambut panjang dan tampak seperti kaum Nazir, kita akan mendengarkan sejumlah komentar terhadap ketidaksesuaian antara bagaimana penampilan dia dan apa yang dia lakukan, masalah itu bisa jadi hanya karena dia minum anggur.
Di masa Yesus, orang yang kaya memakai jubah panjang pada acara khusus, untuk menunjukkan status mulia mereka di masyarakat.
Dalam salah satu ajaran Yesus, dia mengatakan, "Waspada terhadap juru tulis, yang berhasrat untuk berjalan dalam jubah panjang (stolai), dan untuk memperoleh penghormatan di pasar-pasar, dan mendapatkan kursi utama di dalam sinagoga dan tempat terhormat dalam perjamuan (Mark surat 12, ayat 38-39).
Perkataan Yesus ini secara umum dipertimbangkan sebagai bagian yang lebih akurat dari ajaranya, jadi dari itu kita dapat mengasumsikan Yesus tidak menggunakan jubah.
Sumber gambar, Yale CollectionsPublic Domain
Secara umum seorang pria di masa Yesus akan menggunakan tunik sepanjang lutut, kaftan dan untuk perempuan akan yang menggunakan sepanjang mata kaki.
Ketika abad ke-2 Surat Paul dan Thecla, ketika Thecla, seorang perempuan, menggenakan tunik pendek (untuk laki-laki) maka ini mengejutkan. Tunik ini seringkali memiliki garis berwarna yang menjuntai dari bagian bahu keliman dan dapat dijalin menjadi satu potong.
Di bagian atas tunik Anda dapat menggunakan mantel, himation, dan kita mengetahui bahwa Yesus menggunakan salah satu dari ini karena kain ini yang disentuh seorang perempuan ingin disembuhkan oleh dia (lihat, sebagai contoh, Mark surat 5, ayat 27).
Sebuah mantel besar yang berbahan wol, meski itu tidak terlalu tebal dan untuk menghangatkan Anda harus menggunakannya dua buah.
Sebuah himation (seperti selendang), yang dapat digunakan dengan berbagai cara, seperti selendang, dapat dijulurkan sampai lutut dan dapat juga menutupi tunik pendek. (Filsuf pertama bahkan menggunakan himation yang besar tanpa tunik, dan bagian bahu atas mereka tampak terbuka, tetapi itu merupakan cerita lain).
Sumber gambar, Wiki commons
Kekuasaan dan wibawa ditunjukkan dengan kualitas, ukuran dan warna mantel-mantel ini. Ungu dan warna biru menunjukkan kemegahan dan harga diri. Warna-warna kerajaan ini karena pewarna yang digunakannya sangat langka dan mahal.
Tetapi warna-warna juga menunjukkan sesuatu yang lain. Sejarawan Josephus menggambarkan Zealots (sebuah kelompok Yahudi yang ingin mendesak Romanwi keluar dari Judais) sebagai sekelompok wadam pembunuh yang menggunakan "mantel-mantel berwarna" - chlanidia - yang menunjukkan bahwa mereka pakaian perempuan.
Sumber gambar, CNG Coins
Ini menunjukkan laki-laki yang sesunguhnya, kecuali mereka memiliki status tertinggi, harus menggunakan pakaian yang tidak berwarna.
Bagaimanapun, Yesus tidak menggunakan warna putih. Ini merupakan ciri khas, yang membutuhkan pemutih atau kapur dan di Judea itu terkait dengan sebuah kelompok yang disebut Essenes, yang mengikuti interpretasi yang ketat dari hukum Yahudi.
Perbedaan antara pakaian Yesus dan cahaya, dijelaskan dalam Markus surat 9, ketika ketiga rasul menemani Yesus ke gunung untuk berdoa, dan dia mulai memancarkan cahaya.
Mark menjelaskan bahwa himatia Yesus ( bisa disebut pakaikan atau pakaian daripada "mantel") mulai berkilau berwarna putih, sepertinya tak ada yang dapat memutihkan mereka di bumi ini. Sebelum perubahan bentuk Yesus, digambarkan Mark sebagai seorang manusia biasa, yang menggunakan pakaian biasa, dalam hal ini bahan wool tak berwarna.
Sumber gambar, Gabi Laron
Kakinya, Yesus akan menggunakan sandal. Setiap orang menggunakan sandal.
Di gua-gua gurun pasir yang dekat dengan Laut Mati dan Masada, sandal di masa Yesus sangatlah tipis, jadi kita dapat mengetahui seperti apa bentuknya.
Sandal itu sangat sederhana, yang terbuat dari kulit dan di bagian atas ada tali pengikat yang melingkar ke jari.
Dan bagaimana dengan wajah Yesus? Yesus merupakan orang Yahudi atau (Judaean) pasti itu akan ditemukan secara berulang di sejumlah literatur, termasuk surat Paul.
Dan dalam surat kepada Yahudi menyatakan: "Jelas bahwa Tuan kami merupakan keturunan dari Judah."Jadi bagaimana kami dapat membayangkan seorang Yahudi pada saat ini, seorang pria "berusia sekitar 30 tahun ketika dia memulai," menurut Luke surat 3?
Pada 2001 pakar forensik antropologi Richard Neave menciptakan sebuah model pria Galia dari dokumenter BBC, Anak Tuhan, dengan menggunakan tengkorak asli yang ditemukan di wilayah itu.
Dia tidak mengklaim itu merupaka wajah Yesus. Itu berarti sangat sederhana untuk membisikan kepada orang-orang agar mempertimbangkan Yesus merupakan seorang pria pada masa dan waktunya, sejak kita tak pernah diberitahukan dia tampak istimewa.
Untuk semua yang mungkin dilakukan dengan pemodelan tulang kuno, saya pikir korespondensi mengenai seperti apa sebenarnya sosok Yesus, dapat ditemukan melalui gambaran yang paling dekat yaitu Musa di dinding sinagoga Dura-Europos yang dibangun abad ke-3.
Musa digambarkan menggunakan pakaian yang tidak berwarna. Ada rumbai di mantelnya.
Tampaknya, gambaran ini lebih tepat dan memiliki dasar historis dibandingkan adopsi Yesus dari masa Bizantium, yang telah menjadi standar: dia memiliki rambut yang pendek dan dengan janggut yang tipis, dia menggunakan tunik pendek, dengan lengan pendek dan selendang.
Joan Taylor adalah guru besar Christian Origins and Second Temple Judaism di King's College London dan penulis The Essenes, the Scrolls and the Dead Sea.
Tipes tidak harus selalu diopname di rumah sakit. Akan tetapi tidak sedikit kasus tipes yang berkembang parah terutama jika penanganannya kurang maksimal. Tipes yang parah bisa berakibat fatal jika tidak cepat-cepat ditangani. Kenali ciri-ciri tipes parah di bawah ini, supaya Anda bisa segera ke dokter untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.